_____________________________________________________________

________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam Ukhwah dan Salam Perjuangan.

بسم الله الرحمن الرحيم الحمد الله رب العا لمين وبه نستعين على الامور الدنيا والدين تم اما بحد.

Selawat dan salam ke atas Junjungan Mulia Baginda Sayyidina Muhammad s.a.w . Serta para sabahat Baginda.

Pertama dan selama-lamanya marilah kita memanjatkan kesyukuran kita kepada Dia tuhan sekalian alam yang masih lagi membenarkan kita dan masih lagi menganugerahkan hirupan oksigen dimuka bumi ini. Moga dengan bersyukurnya kita kepadaNya akan menambahkan lagi nikmat-nikmatNya ke atas kita.


Ikhwan dan Akhowat Usrah,


Tahun 2011 telah meninggalkan kita dengan pelbagai rencah kehidupan. Ada yang masam dan ada juga yang masin. Semuanya kita lalui dalam kehidupan sebagai seorang Hamba Allah. Kedatangan tahun 2012 yang baru sehari ini moga mampu merancakkan lagi industri Dakwah tanah air kita ini.

Tahun 2012 ini merupakan tahun ke - 8, Usrah Mubayyinah ditubuhkan. Dengan keahlian yang bertambah saban tahun membuatkan usaha kecil dakwah kelompok ini makin teguh dan bersinar. Pelbagai mehnah dan tribulasi yang kita lalui bersama. Dan ujian ini mengukuhkan tali persaudaraan bersama ahli usrah yang lainnya.


Sayyidina Umar r.a berkata :

"Tiadalah Islam kecuali Jemaah, Dan Tiadalah Jemaah Tanpa Kepimpinan, dan Tiadalah ertinya Kepimpinan itu melainkan dengan ketaatan".


Teman-teman pejuang dakwah,


Kekuatan usrah ini tertelak dibahu kita. Jika hanya nama dicari, gah yang diingini maka rosaklah dakwah ini. Oleh kerana itu, Ikhlas dalam berjuang ini amat dituntut didalam mana-mana gerakan dakwah.

Disamping memperkokohkan keikhlasan kita kepadaNya, perli diingatkan kepada semua ahli bahawa komitmen dan tanggungjawab dalam melaksanakan usaha kecil dakwah in bukan tergantung semata-mata di atas bahu para pimpinan. Maka, kita semualah yang harus memberi komitmen yang konsisten untuk merealisasikan misi dan visi Usrah Mubayyinah.

Sirah Rasulullah s.a.w membuktikan bahawa Hjratur Rasul s.a.w sukses menuju ke Madinah dengan semua komitmen yang diberikan oleh para sahabah radiyallahum ajmain. Namun, belakang ini kekuatan yang kita dambakan makin tertiris oleh sikap ancuh tidak ancuh para pimpinan Usrah Mubayyinah. Tidak tahu mana silapnya.


Saf-saf pejuang Usrah Mubayyinah,


Ketika Sultan Muhammad Alfateh ingin menakluk Kota Agung Konstatinopel, banyak usaha yang dilakukan oleh Baginda Sultan. Antara yang terbesar dilakukan oleh Sultan Muhammad Alfateh adalah mempersiapkan barisan pejuang yang ikhlas berjuang kerana Allah. Oleh kerana itu, perlu kita ambil cakna 'persiapan' ini dalam memastikan pemacu dapat memacu dengan betul.

Selagi lagi kita ingatkan diri kita apakah itu Dakwah selagi itu kita akan berusaha untuk menjadi yang terbaik dan berusaha untuk memastikan kerja ini berterusan.

Dalam isu pembubaran Usrah Mubayyinah diperingkat sekolah saya hanya mampu menyatakan ianya bukanlah satu tindakan yang bijak. Tambahan Usrah Mubayyinah ditubuh diperingkat sekolah dengan salah satu objektifnya membantu melicinkan gerak kerja BADAR sekolah. Namun, bukan bererti adanya Usrah Mubayyinah ini memecahkan kelompok-kelompok pelajar.

Jika benar Usrah Mubayyinah ini memecahkan kelompok pelajar satu persoalan yang suka saya lontarkan bahawa ketika awal kemunculan Usrah ini dimuka bumi tarbiyah mengapa isu memecah belahkan pelajar tidak menjadi fokus utama pimpinan? Jawapannya adalah kerana kehadiran Usrah Mubayyinah ini memang tidak memecah belahkan kelompok pelajar.


Para saf pimpinan dan ahli usrah yang dikasihi,


Dalam berjuang dan berdakwah ini seharusnya kita mendalami fiqih-fiqihnya. Oleh itu, fiqhud dakwah perlu dihadami oleh setiap kepimpinan khususnya dan keseluruh ahli usrah secara amnya untuk memastikan kelancaran kerja dakwah ini berterusan.

Akhir kalam, gunakan waktu yang singkat ini untuk menabur bakti kepada Agama, Bangsa dan Negara. Pernah sampai ditelinga saya sepotong ayat yang membuka mata saya untuk terus kuat dalam dunia ini , "Belajar No 1, Tetapi Dakwah Bukan No 2". Ummah menanti kerja kita bukannya menanti omongan kosong kita. Wallahu'alam.

"Kita hidup bukan untuk diri kita semata-mata kerana kehidupan itu singkat dan melalaikan pula. Apa yang perlu kita lalukan pada usia yang terbatas ini ialah buat sesuatu untuk ditinggalkan kepada generasi selepas kita. Ketahuilah apaila kita hidup dengan pemikiran matang maka kehidupan akan bermakna dan berkesan." [As-Syahid Sayyid Qutb]


Mohd Asri Hj Zainal

Insan Prihatin,

Bekas Presiden Usrah Mubayyinah 2006, 2008.

www.selaluberbicara.com


Nukilan Mutiara Nabawi Tuesday, January 3, 2012



Kita telah memasuki Tahun Baru Hijriyah, Bulan Muharram 1433 H. Untuk itu, dianjurkan agar dalam menyambut tahun baru tersebut kita melakukan perkara:

1. Syukur atas Usia yang diberikan Allah
Umur adalah nikmat yang diberikan Allah pada kita, dan jarang kita syukuri. Sementara kita saat ini masih diberi Allah kesempatan untuk bertaubat, memperbaiki kesalahan yang kita perbuat, menambah amal shaleh sebagai bekal menghadap Allah.

2. Muhasabah diri dan beristighfar.
Ini adalah hal yang penting dilakukan setiap muslim. Karena sebuah kepastian bahwa waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi, sementara disadari atau tidak kematian akan datang sewaktu-waktu dan yang bermanfaat saat itu hanyalah amal shaleh. Pergantian tahun bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita, namun peringatan bagi kita apa yang sudah kita lakukan tahun lalu, dan apa yang akan kita perbuat esok.

3. Mengenang Hijrah Rasulullah SAW
Peristiwa hijrah ini seharusya kita ambil sebagai sebuah pelajaran berharga dalam kehidupan kita. Betapapun berat menegakkan agama Allah, tetapi seorang muslim tidak layak untuk mengundurkan diri untuk berperang di dalamnya.

Beberapa Keutamaan dan Peristiwa di Bulan Muharram
a. Bulan Haram
Muharram, yang merupakan bulan pertama dalam Kalender Hijriyah, termasuk diantara bulan-bulan yang dimuliakan (Al-Asyahrul-Hurum). Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
Yang bermaksud:Sesungguhnya bilangan bulan-bulan di sisi (hukum) Allah ialah dua belas bulan, (yang telah ditetapkan) Dalam Kitab Allah semasa ia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan Yang dihormati. ketetapan Yang demikian itu ialah ugama Yang betul lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu Dalam bulan-bulan Yang dihormati itu (dengan melanggar laranganNya); dan perangilah kaum kafir musyrik seluruhnya sebagaimana mereka memerangi kamu seluruhnya; dan ketahuilah Sesungguhnya Allah beserta orang-orang Yang bertaqwa”.


Dalam hadis yang dari shahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaiman bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati : 3 bulan berturut-turut; Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada tsaniah dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pada keempat bulan ini Allah melarang kaum muslimin untuk berperang. Dalam penafsiran lain adalah larangan untuk berbuat maksiat dan dosa. Namun bukan berarti berbuat maksiat dan dosa boleh dilakukan pada bulan-bulan yang lain.
Sebagaimana ayat Al Qur’an yang memerintahkan kita menjaga Shalat Wustha, yang banyak ahli Tafsir memahami shalat wustha adalah Shalat Ashar. Dalam hal ini, shalat Ashar mendapat perhatian khusus untuk kita jaga.
" Firman Allah :
“Peliharalah kamu (kerjakanlah Dengan tetap dan sempurna pada waktunya) Segala sembahyang fardu, khasnya sembahyang Wusta (sembahyang Asar), dan berdirilah kerana Allah (dalam sembahyang kamu) Dengan taat dan khusyuk.”

Nama Muharram secara bahasa, berarti diharamkan. Maka kembali pada permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, hal tersebut bermakna pengharaman perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah memiliki tekanan khusus untuk dihindari pada bulan ini.

b. Bulan Allah

Bulan Muharram merupakan suatu bulan yang disebut sebagai “syahrullah” (Bulan Allah) sebagaimana yang disampaikan Rasulullah SAW, dalam sebuah hadis. Hal ini bermakna bulan ini memiliki keutamaan khusus karena disandingkan dengan lafdzul Jalalah (lafadz Allah). Para Ulama menyatakan bahwa penyandingan sesuatu pada yang lafdzul Jalalah memiliki makna tasyrif (pemuliaan), sebagaimana istilah baitullah, Rasulullah, Syaifullah dan sebagainya.
Rasulullah bersabda : “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bula Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. (H.R. Muslim)

c. Sunnah Berpuasa

Di bulan Muharram ini terdapat sebuah hari yang dikenal dengan istilah Yaumul 'Asyuro, yaitu pada tanggal sepuluh bulan ini. Asyuro berasal dari kata Asyarah yang berarti sepuluh.
Pada hari Asyuro ini, terdapat sebuah sunah yang diajarkan Rasulullah saw. kepada umatnya untuk melaksanakan satu bentuk ibadah dan ketundukan kepada Allah Ta’ala. Yaitu ibadah puasa, yang kita kenal dengan puasa Asyuro. Adapun hadis-hadis yang menjadi dasar ibadah puasa tersebut, diantaranya :

1.Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra, Rasulullah saw, bersabda : “ Aku berharap pada Allah dengan puasa Asyura ini dapat menghapus dosa selama setahun sebelumnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

2. Ibnu Abbas ra berkata : "Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw, berupaya keras untuk puasa pada suatu hari melebihi yang lainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari as Syura dan bulan Ramadhan.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

3. Ibnu Abbas ra berkata : Ketika Rasulullah saw. tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari‚ Asyura, maka Beliau bertanya : "Hari apa ini?. Mereka menjawab :“ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Rasulullah pun bersabda : "Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian“ Maka beliau nerpuasa dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa. (H.R. Bukhari dan Muslim)

4. Dalam riwayat lain, Ibnu Abbas ra berkata : Ketika Rasulullah saw. berpuasa pada hari asyura dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa, mereka (para shahabat) berkata : "Ya Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani". Maka Rasulullah pun bersabda :"Jika tahun depan kita bertemu dengan bulan Muharram, kita akan berpuasa pada hari kesembilan (tanggal sembilan).“ (H.R. Bukhari dan Muslim)

5. Imam Ahmad dalam musnadnya dan Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw. bersabda :"Puasalah pada hari Asyuro, dan berbedalah dengan Yahudi dalam masalah ini, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.“
Selain hadis-hadis yang menyebutkan tentang puasa di bulan ini, tidak ada ibadah khusus yang dianjurkan Rasulullah untuk dikerjakan di bulan Muharram ini.

Semoga kita selalu diberi taufiq dan dibimbing oleh Allah swt. Kejalan-Nya yang lurus serta mendapatkan keridhaan dan ampunan-Nya, amin ya rabbal 'alamin.

oleh : (tuan guru hj Shuhada' bin Mahmud)

Nukilan Mutiara Nabawi Sunday, November 27, 2011


Agama Islam mempunyai penganut yang ramai jika ingin dibandingkan dengan penganut agama-agama lain.Namun begitu,ramai dikalangan umat Islam tidak memahami hakikat sebenara menjadi seorang penganut Islam.Salah satu sebab perkara ini berlaku kerana Islam yang mereka anuti adalah Islam Warisan atau Islam secara turun temurun,berbandaing dengan golongan di awal permulaan Islam mereka menghayati,mengaplikasikan didalam kehidupan bahkan mereka sanggup di bunuh dengan kejam seperti kisah Summayyah dan ahli keluarganya dalam mempertahankan Islam yang mereka cintai,tetapi kini segalanya telah berbeza penganut-penganut Islam bersikap acuh tidak acuh didalam mempertahan Aqidah Islam.Bahkan pada saat ini ada sahaja pihak-pihak yang menerima Islam hanya di beberapa situasi bukan sekadar itu sahaja malah wujudnya golongan yang membahagikan Islam hanya untuk urusan akhirat dan tidaka boleh dicampur adukkan Islam dengan urusan kedunian seperti pekerjaan,politik,ekonomi dan sebagainya.Perkara ini amat menyedihkan,persoalan yang timbul mengapa perkara ini berlaku?Ketidakfahaman terhadap Islam menjadi faktor utama Islam dipandang sinis oleh masyarakat bukan Islam dan Masyarakat Islam juga turut serta.


Ayuh Pemuda/Pemudi Bangkitlah !!
sekarang bukan masa untuk anda bersenang lenang,bukan masa untuk berbulan madu dengan nikmat kesenangan..BANGKITLAH sekarang masa untuk bekerja,jika hari ini Dunia di gegarkan dengan berita kebangkitan Pemuda-Pemuda Arab yang mula sedar mengenai perjuangan Islam,perjuangan Pembebasan Palestin anda bila lagi ?? ayuh BANGKIT bersama USRAH.

Mengapa Bangkit Bersama USRAH ??persoalan ini yang akan timbul didalam diri kalian,jika dikaji sejarah perjuangan tokoh temporary As Syeikh Dr Yusof Al Qardawi dan merupakan tokoh yang membakar semangat Jihad Pemuda-Pemuda Arab, beliau bermula dengan Usrah dan jika anda mengkaji sirah perjuangan Baginda Nabi permulaan penyebaran Islam bermula dengan Usrah di rumah Al Arqam Bin Abi Ar Qam..USRAH SATU SUNNAH tetapi sunnah ini kian dipencilkan,siapa lagi yang ingin menegakkan Sunnah Nabi jika bukan ANDA !!

Ayuh Syabab,Ayuh Fatayat BANGKITlah !!

Islam memerlukan kualiti bukan kuantiti,persiapkan diri anda untuk bersama USRAH,usrah punca penyatuan,usrah punca kekuatan dan usrah punca kebangkitan.Sampai bila Islam ingin ditindas,sampai bila Islam ingin digelak tawakan oleh kaum kafir (laknat Allah ke atas mereka ) BANGKIT....BANGKIT jadikan usrah disekolah,institusi,universtiti,kampung-kampung anda sebagai MEDIUM.Jika Islam pernah memegang empayar yang kukuh selama 800 tahun lamanya,adakah anda perlu mengambil 800 tahun untuk menegakkannya ??

Nuqaba' Naqibat BANGUNLAH !
Nuqaba' dan Naqibat sedarlah ramai yang memerlukan anda,jika pelajar-pelajar sekolah,intitusi,pemuda,pemudi dan masyarakat telah BANGKIT adakah anda NUQABA' dan NAQIBAT telah BERSEDIA atau anda sebaliknya,pujuklah diri anda,rakan-rakan anda untuk bersama dengan USRAH.

"jangan kerana nila setitik rosak susu sebelanga"dengarlah suara-suara hati teman seperjuangan anda,teman seorganisasi kenapa dan mengapa mereka mengangkat kaki daripada medan perjuangan kerana perjuangan ini saling melengkapi jangan ditinggalkan mereka yang lemah didalam perjuangan,jangan dipinggirkan mereka yang merajuk didalam perjuangan...DENGARLAH suara hati mereka dan mungkin anda punca mereka meninggalkan medan USRAH...AYUH SATU HATI

AYUH...AYUH...AYUH !!!

sedarlah wahai pemuda,syabab,pemudi,fatayat,nuqaba',naqibat dan penganut-penganut Islam,sudah tiba masanya..Jangan biarkan diri terus digelak tawakan,diperkotak katikkan,dihina dan dicaci.Jika dulu 2/3 dunia adalah milik Islam adakah kita ingin terus berbangga dengan sejarah tanpa berusaha mengembalikan sejarah.

SEDARLAH wahai penganut ISLAM
jom bekerja bersama dengan USRAH..
salam USRAH,salam Ukhwah.


Nukilan Mutiara Nabawi Friday, November 25, 2011


Ahlan Wa Sahlan Ya Rajab..اللّهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلّغنا رمضان, Moga kita sampai dibulan Ramadhan. Saya amat merindui saat itu! Allah!



Kebiasaan kita, lebih mengimarahkan dan tertunggu-tunggu masuknya bulan Ramadahan. Ketika itu, mulalah saling rebut untuk melakukan pelbagai amalan yang dijanjikan Allah pahalanya. Memang itulah yang sepatutnya berlaku. Namun, ramai juga yang tidak sedar bahawa Bulan Rejab juga mempunyai keistimewaan. Malahan, kadangkala ada yang tidak sedar akan kehadiran bulan Rejab. Penulis mengamati dan memerhatikan fenomena ini berlaku dalam masyarakat yang terdekat dengan penulis sendiri.


Sehinggakan apabila penulis bertanya esok hari apa dan berapa hari bulan mengikut bulan Islam. Mulalah tergagap-gagap nak menjawab,. Tapi kalau bulan Ramadhan, mudah saja menjawab, apatah lagi bila nak masuk Bulan Syawal (Hari Raya). Tentu bersemangat menjawab siap keluarkan baju baru (baju raya) untuk ditunjukkan lagi tanpa diminta. Biasalah fenomena begini. J

Apapun, penulis doakan semoga amalan kita semua bertambah di bulan Rejab ini,. Inilah bulan Allah. Jom kita lihat fadhilat bulan Rejab. Bulan yang Istimewa juga.

1. Sabda Nabi S.A.W : Hendaklah kamu memuliakan bulan Rejab niscaya Allah memuliakan dengan 1000 kemuliaan di hari Qiamat.

2. Sabda Nabi S.A.W. : Bulan Rejab bulan Allah, Bulan Syaaban bulanku dan Bulan Ramadhan bulan ummatku.

3. Kemuliaan Rejab dengan malam Israk Mikrajnya, Syaaban dengan malam Nisfunya, dan Ramadhan dengan Lailatul Qodarnya.

4. Malam awal Rejab mustajab doanya (kitab Raudhoh Imam Nawawi).

5. Puasa sehari pada bulan Rejab dijadikan Allah baginya dua sayap, Akan membawanya terbang di atas Sirotmustaqim di hari Qiamat. (Al-Hadis).

6. Puasa sehari dalam bulan Rejab seperti puasa 40 tahun dan diberi minum air dari syurga. (Al-Hadis).

7. Puasa Sehari pada bulan Rejab mendapat syurga yang tertinggi (Firdaus). Puasa dua hari dilipat gandakan pahalanya. (Al-Hadis).

8. Puasa tiga hari pada Bulan Rejab dijadikan parit yang panjang yang menghalangkan dia ke neraka yang panjangnya setahun perjalanan. (Al-Hadis).

9. Puasa empat hari pada Bulan Rejab diafiatkan daripada bala dan penyakit yang besar-besar dan daripada fitnah Dajjal di hari Qiamat. (Al-Hadis).

10. Puasa lima hari pada bulan Rejab, Allah SWT akan amankannya daripada azab kubur. (Al-Hadis)

11. Puasa enam hari pada bulan Rejab, ia keluar daripada kubur dengan bercahaya mukanya. (Al-Hadis)

12. Puasa tujuh hari pada bulan Rejab, ditutup daripadanya tujuh pintu neraka. (Al-Hadis)

13. Puasa lapan hari pada Bulan Rejab, dibuka baginya lapan pintu Syurga. (Al-Hadis)

14. Puasa sembilan hari pada Bulan Rejab, keluar daripada kuburnya lalu menyeru lailahaillallah dan tidak ditolak dia masuk ke dalam syurga. (Al-Hadis)

15. Puasa sepuluh hari pada Bulan Rejab, Allah jadikan baginya hamparan perhentian di Titi Sirotolmustaqim pada tiap-tiap satu batu. (Al-Hadis)

16. Puasa 16 hari pada Bulan Rejab akan dapat melihat wajah Allah didalam syurga, dan orang yang pertama menziarahi Allah di dalam Syurga. (Al-Hadis)

17. Puasa 19 hari pada Bulan Rejab, dibina baginya sebuah mahligai dihadapan mahligai Nabi Allah Ibrahim A.S. dan Nabi Allah Adam A.S. (Al-Hadis)

18. Puasa 20 hari pada Bulan Rejab, diampunkan Allah segala dosanya yang telah lalu, Maka mulailah beramal apa-apa yang tinggal daripada umurnya. (Pembaharuan umur bermaksud terhapus dosa-dosanya). (Al-Hadis)

19. Berkata Saidina Ali R.U. :
- Puasa Rejab 13 hari seperti puasa 3000 tahun.
- Puasa Rejab 14 hari seperti puasa 10,000 tahun.
- Puasa Rejab 15 hari seperti puasa 100,000 tahun.

20. Kelebihan Bulan Rejab dari segala bulan seperti kelebihan Al-Quran atas segala Qalam. (Al-Hadis)

21. Puasa pada awal Rejab, pertengahan dan akhirnya, seperti puasa sebulan pahalanya. (Al-Hadis).

22. Puasa sehari pada bulan Rejab seperti mengerjakan Ibadah seumur hidupnya.
Maka akan berseru dari langit :
Gembiralah kamu dengan kemuliaan yang besar dan diminumkan dia ketika hendak mati. Mati ia dengan puasa, masuk kubur ia dengan puasa, keluar kubur dengan puasa, dan masuk syurga dengan puasa dan masuklah syurga dengan sepuas-puasnya. ia terlepas dari azab kubur yakni yang berpuasa disiang hari dan beribadah pada malamnya. (Al-Hadis)

23. Bulan Rejab (Bulan Allah) diampunkan dosa orang-orang yang meminta ampun dan bertaubat kepada Allah S.W.T.

Puasa bulan Rejab wajib baginya :
- Diampunkan dosanya yang lalu
- Dipelihara Allah umurnya yang tinggal.
- Terlepas dari dahaga di hari Qiamat.

24. Orang yang lemah dari berpuasa pada bulan Rejab hendaklah sedekah tiap-tiap hari sekurang-kurangnya sebiji roti. (Al-Hadis).

25. Sesiapa bersedekah pada bulan Rejab seperti sedekah seribu dinar, dituliskan kepadanya tiap sehelai bulu roma pada jasadnya seribu kebajikan, diangkat seribu darjat, dan dihapuskan seribu kejahatan.
(Al-Hadis)

26. Tiap sehari puasanya pada bulan Rejab dan sedekahnya pada bulan Rejab seperti ibadah seribu Haji dan Umrah. Dibina seribu mahligai, seribu bilik dan seribu bidadari, lebih cantik daripada matahari seribu kali ganda, kerana keistimewaan bulan Rejab yakni bulan Allah. (Al-Hadis)

27. Bersedekah pada bulan Rejab dijauhkan Allah daripada api neraka, kerana kemuliaan bulan Rejab, bulan Allah. (Al-Hadis).

28. Barangsiapa meminta ampun (beristighfar) kepada Allah pada pagi dan petang hari 70 kali atau 100 kali, pada bulan Rejab diharamkan tubuh atau jasadnya daripada api neraka. (Al-Hadis).

29. Puasa pada hari 27 Rejab seperti berpuasa 60 bulan pahalanya.Jika disertai dengan sedekah seperti puasa selama 1000 tahun, kerana kebesaran hari Israk mikraj. (Al-Hadis).

30. Sesiapa yang melapangkan kekeruhan, kesusahan dan masaalah orang mukmin pada bulan Rejab, dikurniakan Allah kepadanya Mahligai yang besar di dalam syurga firdaus. (Al-Hadis).

31. Sesiapa yang berpuasa tiga hari pada bulan Rejab dan beribadah pada malamnya (berjaga), seperti dia berpuasa tiga ribu tahun lamanya – diampunkan baginya 70 dosa-dosa besar tiap-tiap hari, ditunaikan 70 hajat ketika keluar nyawa daripada jasadnya, 70 hajatnya di dalam kubur, 70 hajat ketika terangkatnya suhuf (ketika Quran dinaikkan kelangit), 70 hajat ketika ditimbang amalannya di Mizan (timbangan amal), 70 hajat ketika berlalu di titi Sirotol Mustaqim. (Al-Hadis).

32. Sabda Nabi S.A.W.: Ketika malam aku dimikrajkan aku melihat sungai yang airnya lebih manis daripada madu dan lebih dingin daripada salji , lebih wangi daripada kasturi. Maka aku bertanya : “ Wahai Jibrail, untuk siapa ini semua ?” Jibrail menjawab : “Untuk mereka yang membaca selawat untukmu pada bulan Rejab,” Nabi bersabda : “ Taubatlah kamu sekelian kepada Allah dan mohonlah keampunan dari dosa-dosamu dan jauhilah daripada perbuatan maksiat pada bulan haram yaitu Rejab”

33. Beramal pada bulan Rejab digandakan 70 pahala, Syaaban diganda 700 pahala dan Romadhon diganda 1000 pahala. (Al-Hadis).

34. Di dalam syurga terdapat suatu sungai yang bernama ‘Rajab’ ia lebih putih daripada susu, dan rasanya lebih manis daripada madu. Maka barang siapa yang berpuasa (sebahagian )* daripada Bulan Rejab, Allah akan memberi minum dengan air sungai tersebut. (Al-Hadis).

35. Setiap orang akan berasa lapar pada hari Qiamat, kecuali para-para Nabi dan keluarganya dan pada mereka-mereka yang berpuasa pada bulan Rejab, Syaaban dan Ramadhan, Maka sesungguhnya mereka selalu merasa kenyang, tidak lapar dan tidak pula haus.

36. Apabila engkau mengkehendaki suatu ketenangan waktu mati, dan meninggalkan dunia ini beserta Iman dan selamat dari godaan syaitan, maka hormatilah bulan –bulan ini semua (Rejab,Syakban dan Ramadhan) dengan memperbanyakkan puasa dan menyesali terhadap dosa-dosa lalu, ingatlah kepada pencipta alam ini, maka kamu akan masuk syurga dengan selamat. (Hadis)

37. Dari Anas bin Malik r.u. berkata: " Aku bertemu dengan Muadz bin Jabbar r.a. Maka aku bertanya kepadanya : Dari mana engkau datang wahai Muadz? Ia menjawab "Aku dari tempat Rasulullah s.a.w. "Apa yang engkau dapat daripadanya?" Tanya Anas. "Aku mendengar bahawa barangsiapa yang mengucapkan LAILAHAILLALLAH, Maka ia akan meninggalkan dunia ini dengan Ikhlas masuklah ia kedalam syurga, Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Rejab, kerana mengharapkan keredhaan Allah s.w.t. maka masuk ia akan syurga".

Maka aku terus ke rumah Rasulullah s.a.w. dan bertanya: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Muadz bercerita begini-begini kepadaku". Maka Rasulullah s.a.w. menjawab benar apa yang dikatakan oleh Muadz.
(Zuhratur Riyad)

Diantara amalan-amalan yang sangat baik dianjurkan ketika berada dalam bulan Rejab:

- Banyakkan puasa sunat jika mampu,
- Perbanyakkan Solat-solat sunat yang mengiringi solat fardhu (rawatib).
- Solat sunat Dhuha, sunat tasbih, sunat tahajjud, sunat hajat, sunat witir dan sebagainya, buat menampung amalan fardhu
- Banyakkan masa dengan membaca Al-Quran.
- Banyakkan berzikir dengan bertasbih bertahmid, bertakbir dan bertahlil beberapa ratus kali. Jika tak mampu lakukan beberapa kali termampu pada sebilangan waktu. Waktu terbaik ketika hampir subuh selepas subuh dan ketika hampir masuk waktu berbuka puasa.
- Berselawat keatas Nabi S.A.W. sebanyaknya
- Beristighfarlah mohon keampunan diatas dosa-dosa yang lalu. Paling utama bacalah Istighfar Rejab setiap hari (sila rujuk dalam kitab-kitab doa atau melalui tuan-tuan guru mengenainya)
- Berdoalah memohon sebanyak-banyaknya dalam solat, didalam sujud dan selepas solat beberapa lama tanpa berasa jemu meminta.

Rasulullah saw. Bersabda , “ Barangsiapa berpuasa pada hari khamis , jumaat dan sabtu pada bulan haram (Rejab) maka Allah mencatat baginya ibadah dua tahun.

Rasulullah saw bersabda ,”Barangsiapa berpuasa satu hari berpuasa pada bulan rejab, maka ia seperti berpuasa (selama) satu tahun.

Abu Qilabah r.u berkata , ‘Di dalam syurga terdapat sebuah istana yang disediakan khusus bagi orang-orang yang berpuasa pada bulan Rejab.”

Rasulullah saw. Bersabda “ Di dalam bulan Rejab ada satu hari dan satu malam yang mana barangsiapa berpuasa pada hari itu dan sholat malam pada malam itu, maka ia bagaikan berpuasa seratus tahun dan sholat malam seratus tahun lamanya. Hari itu ialah 3 hari terakhir.

Yakni, setiap hari dari bulan Rejab adalah hari yang cukup Istimewa. Ibarat orang menghulurkan ketulan emas di hadapan mata, bahkan lebih dari itu. Justeru, nak lepaskan peluang ini?

اللّهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلّغنا رمضان

Sumber:http://suhaila-annur.blogspot.com/2011/06/ahlan-ya-rajab.html

Nukilan Mutiara Nabawi Friday, June 3, 2011


Usai solat Subuh Jumaat sering menghadiahkan detik terbaik untuk bermuhasabah. Kita undur selangkah ke belakang, untuk melonjak beberapa langkah ke hadapan. Merenung kesilapan dan kesalahan silam, betapa dungunya dan terburu-burunya sikap kita yang selalunya sangat merugikan.

Akibatnya, sering kita kehilangan sahabat terapat. Renggang dengan orang tersayang. Dan yang paling tragis kehilangan rasa hati yang lembut, halus dan beradab.

Namun, segera teringat kata-kata pengukuhan yang bersemi dalam hati (terutamanya akhir-akhir ini), “sebaik sahaja mengambil pelajaran daripada masa silam… lupakan dan pandanglah masa depan – yesterday ended last night!

Jika punya kesempatan carilah ruang untuk memohon maaf, memohon doa dan melakukan amalan-amalan baik sebagai penebus kesalahan silam. Jika tidak, bertekadlah untuk tidak mengulanginya. Jangan jadikan ia trauma yang menghalang pencapaian kita hari ini dan esok. Menyesal itu baik, tetapi ia bukan belenggu yang menghalang kita untuk mencipta kebaikan dan kecemerlangan baru.

Ya, pagi ini mentari masih bersinar, awan gemawan masih mewarnai dada langit dan udara masih dapat kita hirup seadanya. Alhamdulillah syukur… Apapun yang akan berlaku, asalkan kita dekat dengan Allah, lurus, tulus dan telus dalam hati, kesilapan kita akan diperbaiki. Bukankah kesilapan ini bukti yang kita masih manusia? Lalu kita akan selalu dan sentiasa memperperbaharui taubat. Come what may… pahit, kita belajar bersabar, manis… kita melatih diri bersyukur.

Hari ini dan hari-hari seterusnya pasti ada air mata dan ketawa, ada mudah dan payah, ada patah dan tumbuh, modal kita cuma satu, hadapilah segalanya sebagai hamba Allah. Mengaku lemah, untuk diperkukuhkan-Nya, mengaku jahil untuk diberikan ilmu, mengaku miskin untuk diperkayakan-Nya. Kita beruasaha melurus segala tadbir, agar mampu menerima setulus segala takdir. Sentiasa mengharapkan yang terbaik, tetapi terus bersedia untuk hadapi yang terburuk.

Pesan ku buat diri dan sahabat-sahabat, kekalkan taubat. Istighfar dan selawat jadikan basahan bibir. Bila terlintas dan terjebak dengan dosa, bertaubat dan terus ‘hukum’ diri dengan melaksanakan satu kebaikan walaupun yang kita tidak suka. Ingat, orang yang sentiasa berlatih untuk berjaya ialah dia yang melaksanakan sekurang-kurangnya 3 perkara yang tidak disukainya (walaupun sangat perlu) dalam satu hari.

Apakah 3 perkara itu? Mungkin minta maaf kepada orang yang kita tidak sukai, mungkin membuat aktiviti yang selama ini kita tangguhkan atau membuat panggilan kepada orang yang kita berhutang (sudah lebih masa tetapi belum berbayar). Carilah, carilah 3 perkara itu. Mungkin yang bersangkut dengan masa, harta, manusia atau dengan Allah. Ah, matahari telah cerah… mari kita melangkah. Tinggalkan segala resah. Pamitkan segala gelisah.

Hidup untuk memberi, bukan untuk membenci… siap siaganya untuk memberi senyuman, kebaikan, sedekah, kata-kata yang baik atau sekadar mendoakan.Memberi itu lebih membahagiakan daripada menerima. Tangan yang menghulur bunga mawar, pasti berbau harum. Jadilah tangan yang di atas, tangan yang selalu dan banyak memberi!

Ya, mentari kehidupan masih ada. Hari ini… esok? Belum tentu kita masih ada!

Oh, bagi sahabatku yang beberapa minggu dulu telah bertanya, aku hulurkan tulisan ini seadanya. Soalnya lewat SMS, “mengapa orang bukan Islam kekadang lebih jujur dan baik?” Dan inilah jawapanku sekadarnya…

“Aku hairan mengapa orang bukan Islam lebih jujur dan amanah daripada orang Islam?” kata seorang sahabat saya yang juga seorang jurutera. Saya diam. Memang ada kebenarannya jika dilihat selayang pandang.

“Awak lihat di negara-negara Barat, surat khabar dibeli hanya dengan meletakkan wang di dalam bekas di tepi jalan. Tidak ada orang mengelat untuk membayarnya.”

Cerita yang sama pernah saya dengar daripada kawan-kawan yang pulang dari London. Saya teruja dengan topik perbualan pagi itu. Mengapakah orang bukan Islam lebih baik perilakunya berbanding orang Islam? Jika benar, benarkah itu yang sebenarnya?

“Itu di Barat, cuba awak perhatikan di Jepun sewaktu dilanda tsunami baru-baru ini. Rakyatnya berbaris sewaktu menerima bantuan makanan. Peniaga menjual bateri yang sangat diperlukan sewaktu terputus bekalan elektrik dengan separuh harga. Nilai kemanusiaan mereka terlalu tinggi. Tidak ada sikap mengambil kesempatan dan mementingkan diri walaupun pada saat-saat kritikal. ”

“Kalau di negara-negara Islam?” tanya saya untuk menyemarakkan perbualan.

“Kita boleh lihat sendiri bagaimana umat Islam berebut-rebut mendapatkan bantuan makanan di kawasan yang dilanda bencana alam. Malu kita melihatnya. Di negara kita pun, apa kurangnya. Apabila ada kenderaan membawa makanan terlibat dengan kemalangan, penduduk sekitarnya berebut mengambil makanan yang bertabur. Itu bukan sahaja salah di sisi undang-undang dan etika tetapi haram di sisi agama.”

Saya terus mengangguk-angguk, mengiakannya. Saya masih teringat bagaimana seorang mufti pernah memberi amaran agar wang yang diambil dari sebuah kenderaan yang terlibat dalam kemalangan suatu ketika dulu dipulangkan kerana perbuatan mengambil wang yang bukan milik kita adalah haram.

“Mengapakah sikap orang bukan Islam lebih baik daripada kita orang Islam?” Sekali lagi pertanyaan itu diajukan kepada saya. Dalam diam, saya terus berfikir.

“Secara fitrahnya manusia dicipta dengan potensi kebaikan. Setiap insan dibekalkan Allah dengan benih kebaikan secara tabii. Cuba kita lihat dalam realitinya… ada individu yang secara semula jadinya pemurah, mudah simpati, penyayang berbanding individu yang lain. Manakala ada pula yang lebih berani, tahan lasak, gigih…”

“Tidak kira orang Islam dan bukan Islam?”

“Ya. Tidak kira sama ada dia orang Islam atau bukan Islam, sama-sama Allah bekalkan benih kebaikan yang ada dalam diri setiap manusia… ”

“Kalau begitu, manusia boleh jadi baik tanpa Islam? Jadi apa gunanya diutus para Rasul jika tanpa agama pun manusia sudah boleh jadi baik?” soalnya bertalu-talu.

“Para Rasul terutamanya Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Begitu yang ditegaskan oleh Rasulullah s.a.w sendiri. Benih kebaikan yang diberikan sebelum ini ialah bekalan asasi daripada Allah untuk seorang insan menerima seruan kebenaran yang dibawa oleh para Rasul.”

“Menyempurnakan? Apakah yang dimaksudkan dengan perkataan ‘menyempurnakan’ itu?”

“Maksudnya, benih kebaikan pada diri manusia memang sudah ada. Kedatangan Rasulullah s.a.w. adalah untuk lebih menyuburkan benih kebaikan itu.”

Melihat dia termenung, saya menambah, “umpama sebiji benih, untuk membesar ia perlu diberi air, baja, cahaya dan dijaga daripada serangga perosak. Jika semua itu dibuat, barulah ia boleh membesar menjadi pohon yang baik, berdaun, berdahan dan akhirnya berbuah. Itulah maksudnya dengan menyempurnakan.”

“Tanpa kedatangan Rasulullah?”

“Benih itu boleh tumbuh juga tetapi tidak sempurna. Mungkin terbantut, tidak hidup lama dan mungkin mati sebelum berbuah. Maka begitulah sikap baik manusia tanpa pimpinan agama, akan mudah terhakis, tidak holistik, tidak tahan lama dan tidak tahan uji.”

“Maksud awak?”

“Mungkin ada orang yang baik dalam perkara-perkara tertentu, tetapi dalam perkara yang lainnya tidak. Orang Barat mungkin jujur dalam soal kewangan, tetapi tidak jujur dalam pergaulan lelaki perempuan. Perzinaan, homoseksual, lesbian dan bersekedudukan sudah menjadi kebiasaan, ” kata saya.

“ Orang Jepun pula mungkin baik daripada hubungan sosial dan kemanusiaan, tetapi kecundang daripada segi spiritual. Kejadian bunuh diri, buli dan stres berleluasa di kalangan masyarakat mereka. Tetapi konsep akhlak dalam Islam itu lebih menyeluruh dan sepadu, akhlak dengan Allah, dengan manusia, dalam ekonomi, sosial dan seluruh sistem kehidupan,” dia menambah.

Kemudian dia terus termenung. Keningnya berkerut, lantas berkata “tetapi…”

“Tetapi masyarakat Islam hari ini tidak begitu bukan?” ujar saya menangkap apa yang sedang difikirkannya.

“Ya. Kenapa?”

“Banyak dan besar bezanya antara masyarakat Islam dengan masyarakat umat Islam. Sekarang ini hanya ada masyarakat umat Islam.”

“Saya masih keliru, apa maksud awak?”

“Percayakah awak ramai orang Islam yang tidak mengamalkan sifat kejiranan, pentingkan diri, hidup nafsu-nafsi, minum arak, bergaul bebas, makan riba, tidak solat dan mengamalkan lain-lain kemungkaran? Kita nak namakan apa mereka tu, orang Islam?”

“Ya, memang tetap beragama Islam. Selagi mereka bersyahadah kita tidak boleh menuduh mereka kafir.”

“Betul, mereka tetap orang Islam. Jika mereka bermasyarakat, masyarakat mereka dinamakan masyarakat umat Islam. Tetapi bukan masyarakat Islam. Masyarakat Islam hanya terbentuk apabila setiap anggotanya mengamalkan hidup berpandukan syariat yakni peraturan Allah dalam semua bidang kehidupan…”

“Tadi awak kata sikap baik yang dibentuk berdasarkan tabii sahaja tidak tahan uji…cuba jelaskan,” ujarnya mengalih fokus perbualan kepada persoalan asal – mengapa orang bukan Islam lebih baik?

“Ya, mungkin atas dasar tabii seseorang boleh melakukan kebaikan selagi dibalas dengan kebaikan tetapi jika kebaikannya dibalas dengan kejahatan, dia tidak mampu lagi untuk bertahan atau ketulusannya akan terjejas.”

“Apa kaitannya semua ini dengan persoalan saya tadi, mengapakah orang bukan Islam lebih jujur daripada orang Islam sendiri?”

“Itu kerana faktor tabii individu yang lama-kelamaan menjadi budaya sesuatu bangsa, kelompok atau negara. Misalnya, orang Inggeris terkenal dengan budaya bersih, menepati waktu dan berterus terang. Itu budaya bangsa yang pada asalnya ialah tabiat individu. Namun apabila ramai individu dalam bangsa itu yang bersikap demikian dan diamalkan pula pada setiap masa dan keadaan, maka jadilah budaya bangsa tersebut. Al-hasil, budaya bangsa itu pun tersentuk secara ‘evolusi ‘dan ‘gradually’. Misalnya, bangsa Inggeris itu bersih, menepati waktu dan berterus terang.”

“Seperti budaya bangsa Arab yang cekal, menghormati tetamu dan berani. Bangsa Melayu yang sinonim dengan sikap lemah lembut, pemalu, ramah mesra dan mengenang budi. Bangsa Cina yang tahan menyimpan rahsia, sabar dan gigih berusaha. Bangsa Jepun yang terkenal dengan berani, berdisiplin dan bekerjasama. Itu semua berasal daripada sifat tabii individu yang kemudiannya membentuk budaya sesuatu bangsa. Itu maksud awak?” tambahnya.

Saya hanya mengangguk, alhamdulillah, dia cepat menangkap apa yang saya maksudkan.

“Namun, harus diingat, tanpa Islam budaya bangsa walau sebaik mana pun tidak akan mampu bertahan. Tambahan pula dalam arus globalisasi dan dunia tanpa sempadan ini. Penyebaran budaya Barat menerusi teknologi maklumat serta dasar neokolonialismenya yang terus-menerus melancarkan proses “homogenisasi” agar budaya hidup liberal diamalkan di seluruh dunia.”

“Saya terbaca, semangat generasi muda Jepun kini tidak sekental nenek moyang mereka dahulu. Generasi Cina yang ketiga juga khabarnya sedang mengalami kelembapan. Begitu juga generasi muda Melayu, sudah kurang adab dan rasa malunya… Budaya punk, rock dan lain-lain melanda remaja seluruh dunia. Nilai-nilai ini dianggap maju, moden dan dinamik. Nilai-nilai tradisional dianggap mundur, jumud dan statik.”

“Semua bangsa hakikatnya sedang mengalami hakisan budaya. Budaya kuning. Sekarang sedang berlaku coca-colonization, budaya hidup popular mengambil sempena jenama minuman popular Amerika, Coca-cola. Dengan ini, budaya hidup berdasarkan isme liberal kapitalis tajaan Amerika bercita-cita untuk melunturkan nilai-nilai tradisi semua bangsa di dunia. Penjajahan pemikiran dan budaya ini akan memberi keuntungan kepada Barat yang menjadi pengeluar utama produk-produk hedonisme ini.”

“Bagaimanakah kita menahannya?”

“Kembali kepada agama. Kita sempurnakan akhlak kita dengan wahyu dan hadis yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w, utusan Allah. Amalkan ajaran Islam bermula daripada diri, keluarga, masyarakat dan negara. Ayuh kita tegakkan hukum-hakam Allah bermula dari bidang sekecil-kecilnya, sampailah kepada yang sebesar-besarnya.”

“Ya, tetapi seperti yang saya katakan tadi, ada orang Islam yang lebih teruk perilakunya. Kadar rasuah negara Islam lebih tinggi daripada negara bukan Islam.”

“Maaf, negara umat Islam bukan negara Islam,” saya cuba mengingatkan.

“Ya. Maaf… negara umat Islam. Ini kerana kita orang Islam sendiri tidak berpegang dan mengamalkan ajaran Islam dengan serius. Kita cuma ada benih kebaikan, tetapi tidak menyubur dan menjaganya. Akhirnya, benih itu layu dan hampir mati. “

“Bagi orang bukan Islam?”

“Bagi bukan Islam, kekadang budaya bangsa atau tabiat baik individunya tetap dipelihara melalui kaedah penyuburan rasa cinta kepada nilai-nilai tradisi dan pengamalan disiplin hidup yang tinggi sejak kecil lagi, sama ada di dalam keluarga, sekolah-sekolah, organisasi atau masyarakat. Walaupun tidak sekukuh dan sesempurna kaedah Islam, namun itu lebih baik berbanding tidak ada usaha langsung.”

“Ya, masalah kita umat Islam, kita lepas kedua-duanya. Berpegang kepada ajaran agama pun tidak serius, berpegang kepada nilai tradisi bangsa pun tidak. Jadi benih kebaikan dalam umat Islam yang terbiar begitu sahaja,” ujar saya lagi.

“Jadi kebaikan orang bukan Islam hanya disebabkan kecintaan terhadap budaya mereka yang mampu dipertahankan hingga setakat ini?”

“Ya. Dan kelemahan kita umat Islam kerana budaya bangsa kita telah terhakis dan gagal memanfaatkan prinsip agama untuk membina dan menyuburkan semula budaya yang baik itu.”

“Maksud awak agama Islam itu satu budaya?”

“Tidak. Islam bukan ciptaan manusia. Jadi, ia bukan budaya. Tetapi jika hukum-hakam Islam diamalkan sebagai satu cara hidup, maka tertegaklah apa yang dikatakan budaya Islam. Contohnya, budaya Islam dalam menghormati tetamu, makan-minum, berpakaian, bergaul dan lain-lain. ”

“Budaya Islam tahan uji?”

“Ya, selagi orang yang mengamalkannya berpegang teguh kepada keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Bukankah budaya itu lahir daripada karakter masyarakat? Manakala karakter pula dilazimkan oleh kelakuan. Dan kelakuan lahir daripada sikap. Sikap dibentuk oleh sistem nilai yang berpunca daripada set minda atau pandangan hidup. Dan pandangan hidup itu lahir daripada keyakinan. Maksudnya, selagi keyakinan kukuh, selagi itulah budaya yang baik itu utuh. Keyakinan dalam ajaran Islam itulah iman atau akidah. Itulah asas dan teras budaya Islam.”

“Jadi budaya Islam kini terhakis kerana lemahnya iman?”

“Ya, lemah iman, lunturlah budaya Islam. Hanya orang beriman mampu menegakkan budaya hidup Islam. Sebab itulah dalam al-Quran, surah al-Hujurat ayat 14, Allah menegur orang yang mengaku beriman dengan firman-Nya yang bermaksud: “Katakan kamu belum beriman tetapi katakan kami telah tunduk yakni Islam kerana iman itu belum masuk ke hati kamu.”

“Jadi inilah yang menyebabkan kadangkala bukan Islam lebih baik kelakuannya daripada orang Islam sendiri…” katanya sambil mengangguk-angguk kepala.

“Jika umat Islam berpegang teguh kepada iman, karakter peribadi dan budaya yang terhasil lebih hebat daripada apa yang diamalkan oleh mana-mana bangsa pun di dunia sebelum, semasa dan sesudahnya.”

“Kenapa?”

“Kerana akar budaya kita lebih kukuh. Budaya Islam tertegak bukan kerana prinsip-prinsip luaran seperti keuntungan komersial, fanatik bangsa, kepentingan puak, kemegahan nama atau kuasa, tetapi atas dasar keyakinan kepada Allah dan hari Akhirat. Kita amalkan kebaikan kerana mengharapkan keampunan Allah dan syurga. Itu lebih ikhlas dan jujur. Berbanding kita buat baik kerana mengharapkan keuntungan ekonomi atau kuasa politik!”

“Maksudnya?” dia menyoal pendek.

“Ada orang jujur kerana dengan kejujuran, produknya akan lebih laku. Ada pekerja yang diminta senyum semasa melayan pelanggan kerana itu ada nilai komersial. Perkhidmatannya akan lebih laris. Ada yang menjaga kebajikan rakyat, hanya untuk mendapat undi dan mengekalkan kuasa. Itu tidak sejati. Jika produk tidak laku, perkhidmatan tidak laris, undi tidak bertambah? Bagaimana? Kita berhenti dan tawar hati untuk terus melakukan kebaikan?”

“Saya faham. Saya faham sekarang. Budaya kerja yang baik dan konsisten hanya didorong dari dalam. Bukan hanya soal ganjaran dan hukuman sahaja. Dan perbuatan baik kerana keimanan yang mendalam itu lebih tulus, konsisten, tahan uji,” katanya bersetuju.

“Sebenarnya, pernah muncul generasi Islam yang terbaik hasil didikan iman ini. Hingga kini mereka masih terbaik dan tidak dapat ditandingi oleh mana-mana kaum, bangsa dan negara.”

“Siapa? Bagaimana? ”

“Generasi sahabat Rasulullah. Dalam perang Yarmuk misalnya, beberapa orang sahabat Rasulullah s.a.w. mengalami luka yang cukup parah. Seorang sahabat yang bernama Ikrimah memberikan air kepada seorang sahabat yang rasa haus dan sakit walaupun dia mengalami rasa yang sama. Namun ketika sahabat itu mahu minum, terdengar suara rintihan dari seorang sahabat lainnya, maka dia mengisyaratkan agar memberikan air tersebut kepada sahabat yang lain. Begitulah, air itu diserah kepada seorang kepada seorang lain kerana merasakan orang lain lebih memerlukan, sehinggalah kesemuanya meninggal dunia kerana mengutamakan saudaranya yang lain.”

“Wah, itu lebih hebat daripada apa yang berlaku di Jepun!”

“Itu hanya tinggal sejarah. Tetapi itu satu fakta penting menunjukkan budaya hidup Islam lebih hebat. Bagaimana Umar Ibnu Aziz memadamkan lampu minyak kerajaan apabila anaknya hendak bercakap soal keluarga bukan soal negara, bagaimana Sayidina Abu Bakar memuntahkan susu yang dibeli daripada sumber yang syubhah. Ah, terlalu banyak…”

“Tapi kita hanya Islam pada nama… tidak pada jiwa. Iman belum masuk ke hati. Hingga dengan itu tidak menimbulkan keyakinan yang akan merubah pandangan hidup, sistem nilai, sikap, kelakuan, karakter dan personaliti seterusnya budaya umat Islam. Budaya Islam belum ada, budaya Melayu semakin layu… Padahal jika budaya Melayu yang baik disempurnakan oleh faktor iman, maka kita akan berjaya mengatasi mana-mana pun bangsa di dunia seperti yang dibuktikan oleh umat Arab dahulu. Bukankah mereka itu asalnya jahiliah tetapi akhirnya menjadi umat pembina empayar…”

“Jadi tugas kita sekarang memasukkan iman ke dalam hati umat Islam?”

Saya diam. Ya, itulah jalan yang paling benar,walaupun jalan yang paling sukar. Itulah jalan yang paling singkat,walaupun terasa amat berat….teringat ungkapan perjuangan yang pernah saya dengar suatu ketika dahulu.

Segalanya Bermula Disini

Sumber: Genta Rasa. Com

Nukilan Mutiara Nabawi Sunday, May 29, 2011

Hadis :

Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya: "Allah mengutuk wanita yang bertatu atau minta ditatu, wanita yang mencukur alis dan mereka yang meminta dicukur alis mereka, wanita yang membentuk giginya agar kelihatan cantik dan mereka yang mengubah ciptaan Allah." Riwayat Ibnu Mas’ud

Huraian :

i) Maksud mengubah ciptaan Allah s.w.t. ialah membuat perubahan pada ciptaan Allah S.W.T yang telah sempurna secara pandangan umum dan adat atas dasar tidak berpuas hati dengan anugerah itu, bukan kerana memperbaiki atau memulihkan kecacatan.

ii) Mencabut bulu kening yang merupakan anugerah dan ciptaan Allah S.W.T. yang sempurna dan membuat atau melukis bulu kening yang baharu selepas itu agar menepati cita rasa sendiri supaya kelihatan lebih cantik, menawan dan bergaya adalah perbuatan yang haram di sisi Islam.

iii) Jika perbuatan mencabut bulu kening itu disebabkan ia tumbuh berselerak dan tidak kemas yang amat teruk, maka hal ini tidaklah termasuk dalam erti kata mengubah ciptaan Allah S.W.T. Lagipun jika yang dicabut itu hanyalah yang berselerak dan bukan termasuk bulu yang dipanggil kening serta tidak membuat lukisan semula terhadapnya. Ini dilakukan atas dasar menjaga kekemasan diri bukan kerana tidak puas hati dengan ciptaan Allah S.W.T kerana Allah S.W.T itu cantik dan sukakan kecantikan.

iv) Hanya rawatan ke atas penyakit yang tidak boleh sembuh dengan sendirinya sahaja yang diharuskan seperti memasang gigi palsu di tempat gigi yang rongak (bukan mematahkan gigi dan menggantikannya dengan yang lain), mengatur susunan gigi yang tidak tersusun (tapi bukan mengasah atau mengikir), memakai ubat supaya rambut tumbuh di tempat yang botak (bukan memakai rambut palsu), memakai ubat untuk membuang jeragat pada kulit (bukan membuat pembedahan plastik atau memakai bahan kimia untuk menukar warna kulit), memakai inai, syampu atau gel pada rambut atau janggut supaya lebih segar dan terurus (bukan mewarnakannya dengan cat atau spray) dan sebagainya sebagai perbezaan antara merawat/menjaga keaslian ciptaan Allah S.W.T dengan mengubah ciptaan-Nya di mana merawat/menjaga itu adalah HARUS manakala mengubahnya adalah HARAM.

v) Diri manusia dan segala makhluk di alam ini adalah hak mutlak Allah S.W.T, Oleh itu kita hendaklah mematuhi segala hukum dan kehendak agama dengan baik. Janganlah tertipu dan terpengaruh dengan tabiat orang yang suka menurut hawa nafsunya disebabkan sikap tidak bersyukur dan tidak berpuas hati dengan ciptaan dan anugerah Allah di mana sikap ini sebenarnya merupakan sikap yang diwarisi daripada syaitan.

Sumber: Dakwah2U.BlogSpot.Com

Nukilan Mutiara Nabawi Sunday, May 22, 2011

Palestine Grungy Flag by think0 Palestin Dalam Sebuah Pertunjukan Layar

Palestin adalah sebuah tragedi

Tragedi layar lebar dunia

Yang memperoleh Grammy Award

Dengan jumlah penonton buta terbanyak

Wow, mengagumkan

Intifada’ , Sebuah kisah perjuangan klasik

Rakyat palestin

Mempertahankan sejengkal tanah suci

Al Quds,

.

Sejuta pasang mata menatap

Tiada lelah

Menyaksikan drama pembunuhan

Terhadap rakyat tiada berdosa

Oleh tentera kafir laknatullah

Yahudi Israel

Tembakan membabi buta

Atas as syahid al-Aqsa adalah sandiwara?

.

Penjamahan liar terhadap wanita-wanita palestin

Adalah sandiwara?

Penghancuran rumah-rumah usang

Adalah rekaaan?

Hebat, Israel begitu licik mengubah fakta menjadi tipu daya

Dan sayangnya, Mereka berjaya menyihir sejuta pasang mata

Nukilan Mutiara Nabawi


Apakah rasa bosan? Rasa bosan timbul apabila anda jemu menghadap sesuatu berulang-ulang kali. Dalam situasi lain, rasa bosan timbul apabila anda tiada apa yang dibuat, tak ada apa hendak dilakukan ketika masa terluang. Awas! Bosan adalah petanda besar anda orang yang tidak ada matlamat.

Tips motivasi kali ni, berikut adalah 4 petua bagaimana mengelak rasa bosan.

1. Sibukkan Diri, Kenal Pasti Hobi.

Cari apa yang boleh dilakukan. Bentuk diri menjadi rajin. Jika anda tiada apa hendak dilakukan, fikirkan sesuatu yang anda rasa seronok melakukannya supaya tidak sedar masa berlalu. Ada orang suka tengok tv sebab dia rasa seronok menonton tv, walau dari pagi sampai ke malam. Ada orang suka memancing, sebab dia seronok memancing, walau dari malam sampai ke pagi. Untuk mengelak rasa bosan cari sesuatu disekeliling yang boleh anda lakukan.

2. Jadi Workaholic

Orang workaholic adalah orang yang suka bekerja, asyik dengan kerja hingga tak sedar masa berlalu. Kerja bukan kerja bagi dirinya tapi satu hobi. Perasaan enjoy bekerja ni akan hadir apabila nda menemui keseronokan ketika melaksanakan kerja.Untuk mengelak rasa bosan, anda boleh bentuk diri anda menjadi seorang workaholic – sentiasa ada saja yang perlu dibuat, ada saja yang perlu disiapkan, ada saja yang perlu disempurnakan. Awas! Sikap workaholic tak sesuai untuk orang suddah berkawin. Jika anda seorang suami, nanti isteri anda saman anda sebab tak balik-balik rumah dek terlalu layan kerja. Jika anda seorang isteri, nanti suami anda makan maggi setiap hari.

3. Set Matlamat, Azam, Cita-cita dan Impian. Selepas itu Berusahalah Mencapainya!

Orang yang selalu merasa bosan adalah orang yang tidak ada impian. Orang yang bosan dengan hidup adalah orang tidak ada cita-cita. Set satu impian kemudian fikirkan cara untuk mencapai impian itu. selepas tu berusalah mencapainya walau dengan apa cara sekalipun, asalkan halal. Fikir, fikir, fikir, selepas itu buat. Buat dan terus buat. Jangan duduk diam! Lama-kelamaan anda akan perasan anda dapat mengelak rasa bosan sebab anda sudah tidak ada masa untuk merasa bosan. Masa yang ada terisi dengan usaha ke arah mencapai cita-cita anda.

4. Rajinkan Diri Beribadah.

Ini pula adalah tips yang baik untuk mengelak rasa bosan dari perspektif Islam. Sibukkan diri dengan ibadah. Dalam menyempurnakan tuntutan ibadah wajib, banyakkan ibadah sunat. Hadirkan rasa kekurangan dan kehambaan dalam diri. Jangan pernah merasa puas dengan ibadah-ibadah yang sudah disempurnakan sebelum ini. Rasai keseronokan melaksanakan ibadah, rasai ketenangan ketika dalam proses menyempurnakan ibadah. Pasti anda terdorong untuk melakukannya lagi, dan lagi, dan lagi, banyak kali sampaikan anda macam tak mahu berhenti.

penulis: Mohd Shukri Abdullah@iluvislam.

Nukilan Mutiara Nabawi Tuesday, April 12, 2011

Daftar disini

Photobucket

LOG MASUK


TV USRAH

______________________________________________________